Mendengar kata menikah, jadi teringat dulu saya dan 2 sahabat saya dalam sebuah perbincangan disuatu sore tepatnya 11 tahun lalu, menebak-nebak siapa yang akan menikah lebih dulu diantara kami bertiga. Sebut saja keduanya Tita dan Yuli, ketika itu saya dan Tita menebak begitu yakin, bahwa diantara kami bertiga, yang akan menikah lebih dulu adalah Yuli. Bukan tanpa sebab saya dan Tita menebaknya begitu, justru karena dari kami bertiga hanya Yuli yang memiliki pacar mapan diusianya yang belum menginjak 20 tahun. Sedang, saat itu saya dan Tita justru malah sedang antusias memikirkan bagaimana kami akan membangun karir sebelum memutuskan untuk menikah. Namun, kala itu kami juga iseng-iseng berandai ingin menikah di usia 25-27 tahun. Sungguh ya, saya baru sadar kalau obrolan yang ketika itu saya pikir hanya sebuah andai-andai, ternyata begitu dalam.
Di usianya yang belum menginjak 20, Yuli menikah dengan pria pilihannya, dan kami berpencar menjalani kehidupan baru masing-masing. Tita sibuk dengan kuliahnya dan kekasihnya, sedang saya sibuk berkelana, menjadi seorang blogger dan hidup berpindah-pindah. Hingga suatu waktu saya kembali berkomunikasi dengan Tita sahabat saya setelah kami berpisah bertahun-tahun, tidak saling berkomunikasi seperti ketika sekolah dulu. Di usianya yang ke-26 Tita memutuskan untuk menikah dengan kekasihnya, dan tak lama berselang, saya pun menikah di usia 27. Setelahnya, kami bertiga bertemu kembali dan mengenang masa-masa ketika kami berpisah cukup lama, banyak hal luar biasa terjadi dalam hidup kami.
Waaah, maaf ya openingnya terlalu panjang nih. hehe :D
Setelah menjalani kehidupan asmara yang pasang surut, pencarian yang seringnya berakhir gagal, finally! I am officialy getting married dengan seseorang yang tidak terduga, sesorang ternyata saya butuhkan dan menerima buruk baiknya saya. Walau agak lebay tapi akhirnya saya menemukan orang yang benar-benar ingin menjalani hidupnya bersama saya. I was so amazed! padahal awal pacaran memang gak expect bakal nikah atau la la la, kayak cuma ya sudah kita senang-senang aja dulu. Dan, ya! sekarang kehidupan saya memasuki babak baru yang akan lebih panjang dengan berbagai lika-liku di dalamnya.
Obrolan 11 tahun lalu itu sekarang jadi seperti kaset yang bisa diputar kapan aja dengan player tape, barangkali memang banyak rencana-rencana atau andai yang akhirnya tercapai dan terjadi. Kita gak pernah tau. Tapi yang pasti, segala sesuatu yang terjadi dalam hidup ini selalu tepat waktu.
Kamu yang belum menikah gak perlu terburu-buru, apalagi hopeless. Karena menikah bukanlah perlombaan dan bukan hal yang wajib, semua terjadi ketika kita mau, kita siap dan ketika sudah waktunya. Menikah bisa dibilang ibadah paling panjang dan paling lama. Menikah gak seindah yang diframing dalam foto, film, atau apapun. Sebab, rasa bahagia, sedih, dan marah dalam pernikahan adalah hal yang lumrah yang bisa kita ciptakan bersama pasangan.
Walaupun pernikahan yang saya jalani ini baru seumur jagung, tapi hari demi hari yang saya dan pasangan laluin adalah untuk belajar bersama. Belajar apa aja? ya belajar sabar, belajar mengatur perasaan, belajar mendengar dan menyemangati tanpa henti, belajar menerima satu sama lain, pokoknya banyak-banyak belajar. Untuk jadi versi terbaik dari diri kita, gak perlu takut untuk trial and error. Karena yang jelas, hidup ini berjalan tidak sesuai dengan yang kita inginkan.