Disuatu siang segerombolan anak
abege yang sibuk ber-wefie dan ber-selfie ria disebuah mall.
“eh, eh, kita selfie dulu yuk”
Cekrekk! Cekrekk!
“eh, lagi dong lagi”
Cekrekk! Cekrekk!
“ih baguus, eh post ke ig tag gue
yak”
“gue juga”, “gue juga yak”,
“sip, ntar gue tag semuanya”
Temen-temen pernah gini waktu
kumpul sama sahabat? Waktu kita jalan-jalan ke mall atau tempat-tempat rekreasi
lainnya, pastilah selfie merupakan salah satu kegiatan yang wajib dilakukan
untuk mengabadikan momen ketika itu. Saya sendiri tidak memungkiri kalau saya
juga suka ber-selfie, tapi bedanya, saya kurang suka meng-upload foto-foto
selfie saya ke media social. Alasannya simple, saya gak mau terlihat mencolok
saat mendapati momen yang menyenangkan. Lalu fotonya dikemanakan? Ya saya
simpen aja di laptop atau kadang ada beberapa yang saya cetak dan ditempelkan
di dinding meja kerja saya. Kalau temen-temen sendiri lebih suka meng-upload ke
medsos atau menyimpannya?
Menurut saya, selfie adalah hal
yang sah-sah saja asalkan tidak berlebihan seperti selfie yang mengganggu orang
lain, selfie yang membuat cinta terhadap diri sendiri jadi berlebih, atau
selfie yang dapat mengurangi pahala. Nah, yang satu ini temen-temen udah pada
tau belum kalau selfie juga ada yang bisa mengurangi pahala lho. Kok bisa? Iya kalau
selfienya bersifat riya. Terlebih di bulan Ramadhan yang baru aja meninggalkan
kita, jangan sampai pahala kita hilang begitu saja gara-gara kita asyik selfie
tanpa mempertimbangkan atau mencari tau selfie yang seperti apa saja yang dapat
mengurangi pahala kita.
Selama bulan Ramadhan kemarin pun,
saat saya menyempatkan diri beberapa kali berselancar di media social, saya
menemukan banyak sekali teman-teman di media social yang rajin meng-upload foto
selfie / wefie saat sedang berbuka puasa, saat sahur bersama, saat
shalat tarawih, maupun saat berbagi. Ada beberapa di antaranya teman lama saya
waktu di sekolah dulu, dan tanpa pikir panjang saya pun menegurnya sekedar
mengingatkan. Ada yang merespon dengan senang hati, ada juga yang tidak senang,
maaf ya... saya gemes aja gitu lihatnya, hehehe... Sebenarnya sangat
di sayangkan apabila kita yang sudah mengerti foto-foto seperti apa yang tidak
boleh kita share tapi masih kita lakukan, kan sayang pahalanya jadi hilang. Tapi
kalau niatnya memberi contoh? Nah, kalau yang ini beda lagi ya. Memberi contoh
atau mengajak kepada kebaikan itu boleh banget, apalagi dibulan Ramadhan. Tapi,
sebaiknya bukan foto selfie diri kita yang sedang melakukan kebaikan tersebut,
karena bisa menimbulkan sifat riya. Riya sendiri di dalam islam jelas dilarang,
maka sebab itu kita pun harus berhati-hati membagikan momen-momen yang kita
lakukan ke media social agar tidak terjadi riya.
Nah, sekarangkan temen-temen jadi
pada tau nih kalau selfie yang saya sebutkan tadi itu sebenarnya tidak boleh
karena dapat mengurangi pahala, jadi jangan dilakukan lagi yaa supaya amal
ibadah yang sudah kita lakukan tidak hilang begitu saja. Bukan hanya selfie,
status yang menjelaskan diri kita telah melakukan ibadah pun juga dapat
menghilangkan pahala, gak mau dong kalau ibadahnya sia-sia? Yuk, kita belajar
menahan diri untuk tidak melakukan hal-hal yang dapat mengurangi pahala.
No comments:
Post a Comment